[12/10 09:51] Arif Rahman Hakim: Titipan salam dari teman teman Ar Rahman UNJA dari Kedubes RI untuk Tunisia....
Salam Hangat untuk UKK dan LDK Se Indonesia...
Biirul Biddam Nafdika ya Aqsa
[13/10 19:00] Arif Rahman Hakim: http://nizammetallurgist.blogspot.com/2014/12/contoh-cara-membaca-grafik-xrd.html?m=1
[14/10 22:03] Arif Rahman Hakim: Penentuan Ukuran Kristal Menggunakan Formula Scherrer,
Williamson-Hull Plot, dan Ukuran Partikel dengan SEM
[20/10 16:03] Arif Rahman Hakim: https://youtu.be/jIauR6uVDOg?si=_7jxBbAXxvJuMkkV
[21/10 13:01] Arif Rahman Hakim: السلام علیکم ورحمة الله وبرکاته
Selamat Siang Bapak
Ini no Hakim Musholla Al Qalam FMIPA UNP ya Bapak🙏🏻
Sebelumnya kami ucapkan terima kasih atas donasi yang dititipkan. Insyaallah akan segera kami tunaikan titipannya. Dan semoga kebermanfaatan yang Allah ﷻ redhoi ada padanya... tetap mengalir pahalanya kepada Empunya*. Dan kelak menjadi Hujjah di HadapanNya.
اللهم آمین
*sebagaimana sejatinya ini adalah milik Bapak yang dititipi kebermanfaatannya untuk Musholla Al Qalam...
جزاك اللهُ و بارك الله فیك
Salam Hangat dari Musholla Al Qalam 🙏🏻😇
[21/10 13:26] Arif Rahman Hakim: Berusahalah dalam ta'at... walau senantiasa dihadang oleh derasnya fitnah-dosa & maksiat.
Sehingga engkau takjub mendapati kekuatan hati yang begitu dekat dengan iLahi Rabbi...(Qs. Al-Baqarah: 186)
Dan kelak engkau saksikan sendiri bahwa Semesta di Ciptakan & di Perjalankan untukmu... (Qs. Al-Baqarah: 30)
[21/10 16:09] Arif Rahman Hakim: Baik ya Ustadz... Terima Kasih ya Ustadz...
Afwan ya Ustadz... izin bertanya ya Ustadz...kalau kami boleh tahu.... terkait dengan Mikrofon dan Sound kita apakah sudah dibeli ya Ustadz (?)
Atau kami sikapi sahaja dahulu ya Ustadz... Hanya saja nampaknya cukup Urgent ya Ustadz... 🙏🏻
[24/10 14:34] Arif Rahman Hakim: Luruih jalannyo ka Kampuang Kubu...
Bakelok tantang labuah tagak...
Tampak nan dari Koto Tuo...
Sajak di musim nan Dahulu...
Bacampua sayang nan jo taragak...
Kironyo adiak hilang juo
[24/10 23:01] Arif Rahman Hakim: Pernah Qm coba untuk amati & mempelajari... Dan memang tak sedikit yang mengeluhkan... bahwasannya bahasa Qm sulit untuk difahami...
Sampailah jawabannya pada salah seorang teman yang berdiri didepan khalayak mencoba menjelaskan apa yang Qm maksud... Dan penyampaiannya tepat dan benar sebagaimana kami maksud sebelumnya... Dan kami dapati pada nya dia Juara dalam Menulis Sastra... SETELAHnya kami simpulkan jawabannya adalah KEHALUSAN JIWA...
[27/10 23:49] Arif Rahman Hakim:
Pada titik terendah dari daya hidup... Dipersaksikanlah sejauh mana kekuatan hubb-rasa cinta (mahabbah) itu terhadap apa-apa yang kita Cintai...
Maka tatkala hendak berpisah antara ruh dan jasad... sirnalah kemampuan Aqal untuk mengolah logika berfikir... Namun yang masih tersisa hanyalah cinta yang bersemanyam didalam dada...
Sungguh menakjubkan... dikondisi yang begitu pelik demikian. Tak sedikitpun rasa cinta itu terkalahkan. Sudahkah kita mampu demikian? Seberapa kuat Mahabbah itu kita rasakan? Sederhana sahaja... Coba besok ketika kita bangun... Dan sempurnakanlah jawaban dari pertanyaan ini... Siapa dan apa yang kita ingat pertama kali)? (dari nikmat hidup yang masih dikarunia untuk dinikmati hari ini)
Maka demikianlah barangkali parameter/ gambaran diri (kita)... tatkala berdiri hendak menghadap ilahi dihari berbangkit nanti...
Demikian sedikit hikmah yang dititipi dan diizinkan untuk dicicipi oleh Nya yang kami dapati... dari pengamalan & pemaknaan dari do'a Sebelum Tidur & Setelah bangun dari Tidur. Menyadari Mensyukuri akan kesempatan Hidup yang diberi & sempat dinikmati... Seraya Insaf memaklumi kelak kita akan kembali (Wa ilaihin nusyuur)
بارك الله لی و لکم۔۔۔
والسلام الله علیکم۔۔۔
[28/10 10:01] Arif Rahman Hakim: *JANGAN NYINYIRIN YANG BERJIHAD*
Oleh: Irsyad Syafar
Imam Adz Dzahabi menukilkan dalam bukunya Siyar A'lam An Nubala tentang bait-bait puisi yang dikirim oleh Imam Abdullah bin Mubarak dari medan jihad, kepada Imam Fudhail bin 'Iyadh yang mengajar di Makkah dan Madinah. Ini beberapa penggalan puisinya:
يا عابدَ الحَرَمينِ لوْ أبصرْتَنا
لَعلمْتَ أنّك في العبادةِ تَلْعبُ
مَنْ كان يَخْضِبُ خدَّهُ بدموعِهِ
فَنُحُورُنا بِدِمَائِنا تَتَخَضَّبُ
أو كان يُتْعِبُ خيلَهُ في باطلٍ
فخيولُنا يومَ الصَّبِيْحَةِ تَتْعبُ
رِيْحُ العَبِيْرِ لكمْ ونحنُ عبيرُنا
رَهْجُ السَّنابكِ والغبارُ الأطْيبُ
Artinya:
Wahai yang beribadah di dua Masjid yang suci, kalau engkau lihat kami
Niscaya engkau akan tahu, bahwa engkau dalam beribadah itu hanyalah main-main saja.
(Engkau) yang pipinya basah berurai air mata
Sedangkan punggung kami basah bersimbah darah.
Atau (engkau) yang tunggangannya letih dalam hal yang batil
Adapun kuda-kuda kami, letih di pagi hari pertempuran.
Aroma minyak wangi adalah milik kalian.
Adapun parfum kami adalah keringat kuda dan debu-debu yang suci.
* * * * *
Abdullah bin Mubarak adalah seorang ulama besar, faqih, muhaddits, zuhud dan rajin berjihad di jalan Allah. Beliau berguru langsung kepada Tabiin dan Ulama besar abad kedua Hijriyah, semisal Abu Hanifah, Al Auza'i, Sofyan Ats Tsauri dan Malik bin Anas.
Sedangkan Fudhail bin 'Iyadh, juga seorang Ulama besar abad kedua. Beliau berguru kepada Al A'masy, Ats Tsauri, Ja'far Ash Shadiq dan lain-lain. Beliau adalah guru dan ulama hadits di Makkah dan Madinah. Sehingga digelar dengan imam Al Haramain. Beliau lebih tua 10 tahun dari Abdullah bin Mubarak, sekaligus guru baginya.
Puisi yang dikirim oleh Abdullah bin Mubarak ini bukan bermaksud mencela Fudhail bin Iyadh atau merendahkan ibadahnya di Makkah dan Madinah. Sama sekali tidak. Apalagi Fudhail itu guru beliau sendiri. Tidak mungkin Abdullah bin Mubarak yang terkenal dengal ilmu dan akhlaknya akan melakukan hal itu.
Ini hanyalah semacam "surat cinta" kepada sang guru yang menggambarkan bahwa medan jihad itu memang sangat luar biasa. Secara kemuliaan, tentulah jihad itu lebih tinggi dibanding mejelis ilmu di tanah suci sekalipun. Puisi itu juga mengandung nasehat kepada saudara seiman agar menyadari ketinggian orang yang berjihad di jalan Allah.
Diriwayatkan bahwa Fudhail bin 'Iyadh membalas puisi itu dengan menuliskan sebuah hadits untuk disampaikan kepada Abdullah bin Mubarak:
جاءَ رجلٌ إلى النبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم فقالَ: يا رسولَ اللهِ علِّمْنِي عملًا يعدِلُ الجهادَ قالَ لا أجِدُهُ قالَ هل تستطيعُ إذا خرجَ المجاهدُ أن تدخُلَ مسجدًا فتقومَ لا تَفْتُرُ وتصومَ لا تُفْطِرُ قال لا أستطيعُ قال قال أبو هُرَيرَةَ إن فَرَسَ المجاهدِ يستَنُّ فِي طُولِهِ فيكْتُب له حسناتٌ.
Artinya: "Seorang lelaki datang kepada Rasulullah dan bertanya: "Wahai Rasulullah, ajarkan saya satu amalan yang menyamai jihad?" Rasulullah menjawab: "Tidak ada." Rasulullah berkata lagi: "Apakah engkau sanggup, bila seorang mujahid sudah pergi (berjihad), lalu engkau masuk ke masjid, dan shalat terus tak pernah berhenti, lalu engkau puasa terus tidak pernah berbuka?" Lelaki itu menjawab, "Saya tidak sanggup." Abu Hurairah mengomentari: "Sesungguhnya kuda seorang mujahid yang dikekang talinya untuk perjuangan, itu dituliskan baginya berbagai kebaikan." (HR Bukhari dan Muslim).
Hadits ini senada dan semakna dengan hadits lain riwayat Shahabat Abu Hurairah ra, dimana ia berkata:
قِيْلَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا يَعْدِلُ الْجِهَادَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ؟ قَالَ : « لَا تَسْتَطِيْعُوْنَهُ ». قَالَ : فَأَعَادُوْا عَلَيْهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا . كُلُّ ذَلِكَ يَقُوْلُ : « لَا تَسْتَطِيْعُوْنَهُ ». وَقَالَ فِيْ الثَّالِثَةِ : « مَثَلُ الْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ كَمَثَلِ الصَّائِمِ الْقَائِمِ الْقَانِتِ بِآيَاتِ اللهِ . لَا يَفْتُرُ مِنْ صِيَامٍ وَلَا صَلَاةٍ حَتَّى يَرْجِعَ الْمُجَاهِدُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ تَعَالَى » .
Artinya: Dikatakan kepada Nabi Saw: "Amalan apa yang setara dengan jihad fii sabiilillah? Nabi Saw berkata: “Kalian tidak bisa (mengerjakan amalan yang setara dengan jihad).” Para shahabat mengulangi pertanyaan tersebut dua kali atau tiga kali, dan Nabi tetap menjawab: “Kalian tidak bisa (mengerjakan amalan yang setara dengan jihad).” Kemudian Nabi Saw bersabda pada kali yang ketiga: “Perumpamaan orang yang berjihad di jalan Allah itu seperti orang yang berpuasa, shalat, dan khusyu’ dengan (membaca) ayat-ayat Allah. Dia tidak berhenti dari puasa dan shalatnya sampai orang yang berjihad di jalan Allah Ta’ala itu kembali.” (HR Muslim).
* * * * *
Masih banyak lagi ayat dan hadits shahih lain yang menempatkan jihad di jalan Allah menjadi yang lebih mulia dari berbagai ibadah lainnya. Karena itu tidaklah pantas dan tidak layak kalau ada yang "nyinyirin" orang yang sedang berjihad dengan jiwa dan hartanya untuk menjaga dirinya, keluarganya, kehormatannya, bahkan tanah suci Palestina. Apalagi sampai menuduh dengan berbagai fitnah dan syubuhat.
Kalau anda memang pakar di majelis-majelis ilmu, tapi anda belum pernah turun ke medan jihad, atau minimal belum pernah hidup sehari-hari bersama para Mujahid, maka sebaiknya tahan mulut dan jari anda. Para pejuang (ahlu tsughur) lebih pakar tentang perjuangannya dari pada anda yang hanya fasih di atas mimbar.
Hadaanallah waiyyaakum ajma'in.
[29/10 00:20] Arif Rahman Hakim: Yes, it is available. Would you send your email to me (hyoyoung@hotmail.com or hyoyoung@skku.edu), please
[29/10 00:28] Arif Rahman Hakim: 19
Tambahkan komentar...
@Cristhiankmpo
4 tahun yang lalu
What is the difference between blue and black? apart from the specters ... who confers the color to each one? REGARDS!
1
@hyoyounglee3723
4 tahun yang lalu
The phase-selectively disordered TiO2 (that is reduced from the anatase/rutile mixed phases TiO2 (called P25 TiO2, A:75% and R: 25%)) is blue TiO2. From our recent findings, there are 2 kinds of blue TiO2 nanomaterials, which are an ordered anatase/disordered rutile (OA/DR) or disordered anatase/ordered rutile (DA/OR) TiO2. Both disordered phases shows a black colored TiO2. We observe that the disordered phase of TiO2 gives the black color.
[29/10 00:31] Arif Rahman Hakim: TiO2 yang mengalami gangguan fase selektif (yang direduksi dari fase campuran anatase/rutil TiO2 (disebut P25 TiO2, A:75% dan R: 25%)) adalah TiO2 biru. Dari temuan terbaru kami, terdapat 2 jenis nanomaterial TiO2 biru, yaitu ordered anatase/disordered rutile (OA/DR) atau ordered anatase/ordered rutile (DA/OR) TiO2. Kedua fase yang tidak teratur menunjukkan TiO2 berwarna hitam. Kami mengamati bahwa fase TiO2 yang tidak teratur memberikan warna hitam. 3
[31/10 23:47] Arif Rahman Hakim: https://youtu.be/nOFDtg5GZfE?si=ou-yUJT_kthYW4Kn
[1/11 04:36] Arif Rahman Hakim: https://youtu.be/nOFDtg5GZfE?si=ou-yUJT_kthYW4Kn
[2/11 12:56] Arif Rahman Hakim:
السلام علیکم ورحمة الله وبرکاته
'Afwan ya Ustadz... Hanya saja sudah cukup lama sebenarnya Hakim mau menyampaikan nya... Tetapi sulit mencari moment dan kadang dibuat lupa sama Syaiton... Dan Alhamdulillah baru sempat tertunaikan jua tadi...
Hakim berhusnudzon ustadz dapat menerima nya dengan kelapangan hati... Dan sungguh yang demikian karena cinta dan kasih sayang...
وتواصوا بالحق وتواصوا بالمرحمة
(Qs. Al Balad)
Maafkanlah... karena terkadang "santuy" lebih dominan menjadi pilihan. Dan pilihan itu lebih kami sukai. Hanya saja karena... cukup khawatir sekiranya jika terlalu dihormati. Dimana dengan hormat itu menjadikan sekat penghalang untuk kita memperoleh kebenaran dari mereka orang orang yang kita cintai... Lantaran segan menegur dikala khilaf & salah tercicipi disebabkan kedoifan diri akan nafsu yang dititipi ... Dan tentu hal demikian bukanlah suatu pilihan & tidak jua diharapkan...
#Sama-samaHamba-Nya#ItuLahKenapa#InMyMind
Pantaslah bila khalifah Umar bin Khattab berkata:
رَحِمَ اللَّهُ مَنْ أَهْدَى إليَّ عُيُوبِي
“Semoga Allah ﷻ merahmati orang yang menghadiahkan (menampakkan) padaku aib-aibku (kekurangan pun kesalahan)“.
Sehingga dengannya dapat membantu kita dalam mengevaluasi... berbenah dan mengupgrade diri. (Note: di hadapan kami... jangan dibelakang kami sehingga dengannya menjadikan kami berkecil hati)
[2/11 18:56] Arif Rahman Hakim: 🦁 : Yah... Kalau wak ndak suko dimulia2kan urang lain... baa tu Yah?
👨🏻 : Kemuliaan itu Allah ﷻ yang menitipkan untuk hamba hambany yang tapiliah... Jiko itu ado pado awak... syukuri dan jago sahajo itu baiak baiak. Ado sesuatu yang hendak Allah ﷻ amanahkan ka awak tu... (Qs. Ali Imran3: 26)
🦁 : Itulah Yah... ado moment yang sulik se rasonyo kutiko itu... Agak lain dibeberapo moment urang urang tu menyalami Atim... baiak yang ketek sejawat pun alah tuo...
[4/11 23:19] Arif Rahman Hakim: Digelapnya malam ditemani riuh nya gemuruh... dan derasnya hujan ... Seorang Ayah masih berjuang di tengah rimba bersama ayah yang lain (tukang kayu)... Mengangkat & menyandang balok balok dan kabung kabung kayu yang telah dipotong... diterangi oleh kilatan kilatan petir dan se sorot cahaya senter telepon Gengam Nokia kecil nya... Menapaki jalan berlumpur penuh semak ranjau & kerikil tajam... Menyongsong jalan menuju pemberhentian mobil L300 Bensin di ujung jalan... Yang berhenti karena slip dan tak dapat diteruskan... Namun semua tetap ditelan dan dimakan... demi sebuah senyum untuk keluarga kecilnya yang menjadi harapan... (Kala Itu ~ Rimbo Tanjuang Alam)
Di Langit lain... tampak seorang Ibu & anak gadisnya sedang mengendarai Vario Tecno Merah mengonsong hujan menuju Pasar... Mencicil beban jualannya untuk esok saban hari menyonsong Fajar... Sayur-Ubi Jalar- Pepaya & hasil Tani lainnya...Berharap dapat meringankan beban & tanggung jawab Ayah... Saling support menyemangati hari hari...e
Terlalu manis untuk dilupakan... mesti ditulis... karena inilah proses Ayah mendidik kito Anak anak nyo untuk berjiwa tangguh dan berkepribadian mulia... Kito disuapi makanan yang halal dan penuh perjuangan... Dan tak boleh sedikit pun daging ini menyentuh yang haram.... Dan seharusnya lah darah ini punya daya kuat tangguh dalam menghadapi semua persoalan... (kilaumarjan1440~Dibelakang Sajadah Ayah)
Komentar
Posting Komentar