Berbicara tentang masa lalu. Tentu tidak semuanya berjalan dengan baik-baik sahaja. Banyak lika-liku yang kita lalui... terkadang atau bahkan sering kita gagal dalam mengambil sikap maupun keputusan disetiap pilihan yang telah Allah ﷻ hadapkan.
Namun tentu ini tidak jauh dari kedhaifan diri yang telah melekat pada fitrah kita sebagai Insan. Baik itu dari lemahnya pengetahuan (keawwaman diri) kita akan indah dan sempurnanya Islam ini. Maupun ego nafsu yang tak segaja kita perturutkan. Karena memang betul, sejatinya....
Segala sesuatu itu sudah sempurna dan seimbang sesuai dengan takarannya masing-masing. Namun ego & nafsu lah yang berusaha mengingkari dan merusak keseimbangan itu.
"Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan,...(QS. Yusuf 12: Ayat 53)
Hanya nafsu yang diberi rahmatlah yang selamat dari perkara seperti ini. Dan kepada-Nya lah kita senantiasa memohonkan Rahmat & Keselamatan.
Dan sungguhpun demikian kami dan bahkan Nabi Yusuf pun juga tidak memungkiri akan hal ini. Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ ۢبِالسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ رَّحِيمٌ
"Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang."(QS. Yusuf 12: Ayat 53)
Dan tentu dari khilaf dan salah itu kita akan terus belajar. Bagaimana maksiat itu begitu menyesakkan dada dan penuh penyesalan. Begitupun sebaliknya bagaimana juga iman itu begitu nikmatnya terasa tatkala kita berusaha untuk tetap taat dan mencari redho Nya.
Menyesali kesalahan ataupun dosa dan maksiat yang pernah kita lakukan...tentu adalah suatu keharusan. Namun berlarut-larut didalamnya sehingga menghalangi dan membebani kita untuk menghadang dan menghadapi masa depan tentu ini adalah sebuah kekeliruan.... (karena seolah2 kita tidak meyakini akan Ampunan Allah ﷻ yang Maha Pengasih lagi Maha Pemberi Ampun dan bahkan sampai-sampai berputus asa akan rahmat-Nya)
Disisi lain seperti halnya berkendara, tentu dalam perjalanan hidup ini sesekali kita mesti jua melihat kaca spion untuk melihat kebelakang. Namun tidak mesti selalu...karena didepan masih jauh dan panjang perjalan yang akan kita hadang dan perlu diperjuangkan.
Seorang yang bijak pernah ditanya, apakah yang paling mengherankan dari manusia?
Beliau menjawab...
Manusia bosan dengan masa kecil, mereka bersegera ingin menjadi besar. Ketika sudah besar, mereka berangan-angan ingin kembali menjadi anak kecil.
Mereka menyia-nyiakan kesehatan untuk mengumpulkan harta. Kemudian membelanjakan harta agar kembali menjadi sehat.
Mereka berfikir tentang masa depan dengan khawatir & melupakan masa sekarang. Maka mereka tidak hidup di masa sekarang & tidak pula di masa depan. Mereka hidup seolah tak akan mati selamanya. Lalu mereka mati & berharap seandainya mereka dapat hidup kembali.
Maka tak mengherankan, sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu pernah berpesan. Beliau mengatakan, "Betapa bodohnya manusia, dia menghancurkan masa kini sambil mengkhawatirkan masa depan, tapi menangis di masa depan dengan mengingat masa lalunya...
Sungguh...
Betapa bodoh & mengherankannya diri kita..
Dan masa terus berlalu, dan perbekalan mesti dipersiapkan. Dan adalah barang tentu bahwa kita harus memaksimalkan yang ada didepan mata... Walau sesekali boleh...kita melihat kebelakang...guna merenungkan dan mengevaluasi sejauh mana kita mampu memaksimalkan waktu dan kesempatan yang telah Allah ﷻ berikan.
Belajar dari rusa, ketika ia hendak dimangsa oleh Sang Singa dan memicunya untuk berlari dengan semaksimal kemampuan diri. Namun lazimnya bagi rusa yang sering menaruh rasa cemas yang berlebihan dan sering menatap kaca spion mengamati lalu lintas yang padahal udah ia lewati.. justru sering jadi korban pemangsa (dalam hal ini syaiton yang senantiasa berusaha membuat kita berputus asa akan rahmat-Nya).
Padahal setelah diteliti... kita dapati sebenarnya rusa ini mampu berlari dengan kecepatan 90 km/jam dibanding dengan singa yang hanya mampu berlari dengan kecepatan kurang lebih 58 km/jam nya. Namun rasa was-was dan berputus asa dari rahmat Allah ﷻ telah menghalagi sang Rusa untuk mampu memaksimalkan potensi kebaikan yang ada pada dirinya.
Padahal sebetulnya jika dikalkulasikan tentu cukup jauh sekali selisih kecepatan keduanya kurang lebih ada 32 km lagi percepatan yang perlu dimaksimalkan oleh sang Singa untuk mampu mengimbanginya.
Begitupun syaiton... sebetulnya tipu daya syaiton itu ngak ada apa-apanya dibandingkan kecerdasan Aqal kita yang telah Allah karuniai untuk bisa mengalahkannya. Bahkan jauh lebih dhaif (lemah) dari kita. Disebuah potongan ayat dalam Al-Qur'an akan kita dapati. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
۔۔۔۔۔۔ ۖ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطٰنِ كَانَ ضَعِيف
"...sesungguhnya tipu daya setan itu lemah."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 76)
Nah setelah kita menyadari ini..sebenarnya kita masih mampu untuk mencapai dan melewati titik 0 derajat dari point minus yang sebelumnya telah merugikan dan membuat kita menyesali diri akan kekhilafan dan kesalahan diri ini.
Bahkan jika potensi kebaikan yang kita punya ini bisa kita maksimalkan. Tentu tidak dipunkiri dan bukan hal yang mustahil kita capai untuk sampai melewati titik terjauh garis positif dari Koordinat Cartesius (Dunia) yang telah Allah ﷻ siapkan ini (Husnul Khotimah). Sehingga kelak Allah ﷻ panggil Kita dengan Panggilan Cinta-Nya... Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰٓأَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِىٓ إِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً فَادْخُلِى فِى عِبٰدِى وَادْخُلِى جَنَّتِى
"Wahai jiwa yang tenang!". Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya." Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku."
(QS. Al-Fajr 89: Ayat 27-30)
Sebuah kerinduan yang begitu dinanti-nanti dan sama-sama kita mohonkan. Yaa Rabb ﷻ redhoilah kami akan ini. Allahumma aamiin.
----------------------------
Namun...Bagaimana Tatkala ada datang lagi dalam ingatan kita hal2 yang sekiranya mengembalikan kita kepada yang pada masa dahulu Allah ﷻ tidak Redhoi akannya. Maka coba Hafalkan dan Maknai Arti dari Doa ini
Allah ﷻ berfirman:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّ
"(Mereka berdoa), Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 8)
Bagaimana sekiranya terlanjur terulang kembali ?
Jika memang terlanjur tersalah dan terulang kembali...
Maka mohonkanlah Agar Allah ﷻ ingatkandan membantu kita kembali dan kembalilah kepada ampunanNya...
اَللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذْكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَا دَ تِكَ
“ Ya Allah bantulah aku untuk dapat berdzikir mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah kepada-Mu dengan baik .”
رَبَّنَا ضَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْ حَمْنَا لَنَكُوْ نَنَّ مِنَ الْخَا سِرِ يْنَ
“ Ya Allah kami telah menganiaya diri kami sendiri. karena itu Ya Allah, jika tidak dengan limpahan ampunan dan rahmat-Mu niscaya kami akan jadi orang yang sesat” (QS. Al-A’raf [7]: 23)
رَبَّنَا لاَ تُؤَا خِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْ نَا
“ Ya Allah, ya Tuhan kami, janganlah Engkau menyiksa kami jika kami lupa dan bersalah” (QS. Al-Baqarah [2]: 286)
Demikian semoga bermanfaat dan membantu tatkala apapun yang kita perbuat dan bagaimana kita kembali kepadanya. Jangan pernah putus asa...
Allah ﷻ berfirman:
قُلْ يٰعِبَادِىَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلٰىٓ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri ! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang ."
(QS. Az-Zumar 39: Ayat 53)
Karena Rahmat Allah ﷻ itu sangat luas. Begitupun AmpunanNya akan Hamba2 Nya yang mau kembali...^^
Dan didalam Bab Zuhud wal Wara’ dan kita masuk pada hadits yang ke-10 tentang “Keutamaan Bertaubat kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla” kita akan menemui bahwa Rasulullah bersabda.
وَعَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : “كُلُّ بَنِيْ آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ.” أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ، وَابْنُ مَاجَهْ، وَسَنَدُهُ قَوِّيٌ.
Dari Anas radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: “Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda: ‘Seluruh anak Adam senantiasa berbuat kesalahan dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah mereka yang bertaubat kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla’.”
(HR At Tirmidzi dan Ibnu Majah dan sanad qawiy)
Di hadist lain Rasullullah juga pernah bersabda yang artinya: "Sesungguhnya Allah sangat bergembira dengan tobat hamba-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di suatu tanah yang luas" (HR Bukhari dan Muslim).
Di samping gembira, Allah pun mencintai orangorang yang bertobat. "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri" (QS al-Baqarah [2]: 222).
Semoga dari sedikit banyaknya yang kita uraikan pada tulisan ini semakin menguatkan langkah kita tatkala mengingat masa lampau itu, untuk beradzam (bertekad) agar menjadi lebih baik dimasa mendatang ...👍🏻✊🏻🔥
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ,وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Semoga Allah ﷻ memberkati untukku dan untuk mu pada Al-Qur'an yang mulia ini. Dan bermanfaat bagiku dan bagimu pada apa apa yang ada padanya dari Keterangan2 (Dalil) dan Al-Qur'an ini. .....
Semoga Bermanfaat
--------------------
#KeepOurQur'anKareem
#DemiDzatYangQolbukuPadaGenggamannya
Komentar
Posting Komentar