Pernah suatu ketika Syeikh Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi menjelaskan mengenai hal ini. Beliau mengutarakan sebuah pertanyaan kepada hadirin yang hadir. Apakah anda tidak melihat ketika anda berada pada suatu majlis yang didalamnya dibacakan Kitabullah ﷻ apakah itu di acara -acara maulid atau di acara-acara duka dan lain sebagainya, apakah anda tidak melihat orang-orang yang linglung, berpaling, dan menghindar dari Kalam Ilahi yang dibacakan ini? Al-Qur'an dibacakan, ayat-ayat yang menyentuh relung-relung hati diperdengarkan dan diulang-ulang di telinga. Kendati demikian anda melihat ada orang-orang di tempat tersebut yang tetap terlena dalam pembicaraan tentang urusan-urusan dunia mereka. Seakan mereka hidup didunia lain selain dunia ini. Dan seakan mereka tidak mendengar Kalam Ilahi ini. Demi Allah ﷻ, beberapa hari lalu saya berada disuatu tempat yang seperti ini. Di tempat ini ada seseorang qari yang sedang membaca firman Allah ﷻ:
لَوْ أَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْءَانَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُۥ خٰشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللَّهِ ۚ وَتِلْكَ الْأَمْثٰلُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
"Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah-belah disebabkan takut kepada Allah ﷻ. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir."(QS. Al-Hasyr 59: Ayat 21)
Saya melihat ada banyak hadirin yang telinga mereka diketuk oleh ayat yang luar biasa benar-benar menyentuh relung-relung hati, dan mengundang ketakutan dan kekhawatiran di jiwa ini. Mereka linglung dan berpaling dari Kalam Allah ﷻ ini. Mereka malah berbincang-bincang dengan sesama mereka, dan setiap orang sibuk dengan urusan masing-masing. Ini sungguh mengherankan. Kita sebut apa keadaan seperti ini? Hijab (penghalang), ini adalah hijab (penghalang). Dan ini adalah sesuatu yang mana orang-orang sholeh senantiasa memohon perlindungan Allah ﷻ darinya. Salah seorang dari mereka berkata:
یارب لا تحجب معك، یارب لا تجعل من دنیای وشهوتی و رغاٸبی نسیجا کشیفا یحجبنی عن رٶیا تك
"Ya Allah ﷻ, jangan halangi aku dari-MU. Ya Rabb ﷻ, jangan jadikan dari duniaku, syahwatku, dan ambisiku sebagai jaring tebal yang menghalangiku dari memandangMu."
Tentu saja dengan pandangan hati, bukan pandangan mata. "Penghalang yang menghalangiku dari memandang keagungan-Mu. Menghalangiku dari menyaksikan Dzat-Mu. Ya, inilah yang disebut hijab (penghalang).
Dengan kekhawatiran akan Cahaya Hidayah yang senantiasa kita jaga dan mohonkan kepadaNya juga dari kelalain Qolbu kita dari mengingatNya. Dengannya kita berharap agar Cahaya ini tetap terjaga sebagaimana Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq juga pernah memohonkannya:
ا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
“Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”
Didalam sebuah riwayat juga pernah kita temui sebuah wasiat Rasulullah ﷺ kepada salah seorang sahabatnya. Cinta Rasulullah ﷺ kepada Sahabatnya Muadz di antaranya diakui oleh Muadz sendiri dalam hadits berikut:
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ بِيَدِهِ وَقَالَ: يَا مُعَاذُ ! وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ، فَقَالَ : أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ : اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Artinya: "Dari Muadz bin Jabal radliyallahu 'anhu, sesungguhnya Rasulullah ﷺ mengambil tangannya, lalu bersabda, ’Hai Muadz, demi Allah, sungguh aku sangat mencintaimu.’ Setelah mengatakan demikian, Rasulullah ﷺ bersabda kembali, ‘Aku berpesan kepadamu, wahai Muadz: Jangan sampai kamu meninggalkan setiap selesai melaksanakan shalat supaya membaca:
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
'Ya Allah, bantulah aku untuk selalu ingat, syukur, dan beribadah dengan baik (ikhlas) kepada-Mu’." (Al-Hâfidz Abȗ Dâwud bin al-Asy'ats al-Azdiy as-Sijistâniy, Sunan Abî Dâwud, Dârur Risâlah al-Alamiyyah, Beirut, 2009, juz 2, halaman 631)
Setiap insan yang beriman sungguh dengan rasa cemas dan khawatir akan Keputusan Allah ﷻ di akhir hayat nanti. Kita pun berusaha dan senantiasa memohonkan sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
"(Mereka berdoa), Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 8)
Hanya saja setiap kita tidak ada yang tahu dan dapat menjamin bahwa pola aqal yang kita punya dari apapun yang ia temui untuk menjadi ilmu ataupun menuai hikmah dari sebuah persoalan hidup dan kehidupan yang kita hadapi serta kesibukan akan urusan-urusan duniawi ... Kita tidak tahu... Apakah dengannya Allah ﷻ hendak menyesatkannya ataupun memberikan petunjuk kepada jalanNya yang Lurus...Dan jikalaulah bukan karena Rahmat dan Kasih sayangnya kepada kita sungguh semua kita termasuk dari hamba-hambaNya yang merugi. Naudzubillah tsumma Na'udzubillahi min dzalik. Wallahu a'lam... kita sama-sama berlindung dari itu semua... Dan juga memohon kepadaNya agar diberi akal yang cerdas ...mengharapkan agar dia berjalan dengan Redho dan Rahmat dariNya...
یارب اللهم الهمنی رشدی وأعذنی من شر نفسی
Yaa Rabb ﷻ... Ilhamkanlah kepadaku kecerdasan. Dan aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku (nafsi)۔
Seorang dosen Filsafat Dr. Fahruddin Faiz pernah juga menyampaikan sebuah Munajat do'a sebagai berikut:
Ya Rabbi... Jauhkan kami dari perbuatan menghabiskan waktu untuk perkara-perkara kecil yang tidak berguna. Tunjukkan kepada kami segala perkara menurut hakekatnya. Angkatlah dari batin kami selubung ketidaksadaran. Janganlah diperlihatkan kepada kami barang yang tidak ada sebagai barang yang ada. Janganlah engkau biarkan bayang-bayang menutup batin kami. Sehingga kami tidak dapat melihat keindahanMu. Jadikanlah bayang-bayang ini sebagai kaca yang melalui batin kami untuk menyaksikanMu
اللهم آمین۔۔۔
بارك الله فیکم
#SemogaBermanfaat
Komentar
Posting Komentar